Selasa, 11 Maret 2014

Klaster Mandiri, Model Pemberdayaan Komunitas Terintegrasi

Diposting pada label: ,

Wajah Asep Supriatna (33) cerah. Senyum tak henti-hentinya diumbar peternak asal Desa Cisimeut, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten ini. Selama 3 tahun mendapatkan program Klaster Mandiri Dompet Dhuafa di Lebak, kehidupan ekonominya alami peningkatan.

“Dulu paling (pendapatan) Rp 300 ribu per bulan. Alhamdulillah sekarang sekitar Rp 600 ribu. Kebutuhan keluarga, Alhamdulillah, terpenuhi terutama untuk pendidikan anak-anak,” kata Asep saat Workshop Akhir Pogram Klaster Mandiri, Kamis, (6/3) di Lebak, Banten.

Bapak dua anak ini menambahkan, selain pendapatan, kapasitas diri pun meningkat. Sebab, selain bantuan modal, Klaster Mandiri juga membangun sistem kerja dan kapasitas penerima manfaatnya.

“Alhamdulillah, teman-teman peternak lain merespon baik adanya program Dompet Dhuafa di Lebak. Walaupun sekarang akan berakhir, semoga kami bisa mandiri, lebih keras lagi bekerja. Dan Dompet Dhuafa dan pemerintah daerah setempat bisa tetap memantau kami,” harapnya.

Penerima manfaat lain, Arsani (41), pun mengalami hal yang sama. Petani asal  Desa Jalupang, Kecamatan Leuwidamar ini mengaku mendapatkan pengalaman yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya.

“Adanya pelatihan-pelatihan kami jadi tahu bagaimana pertanian sehat itu. Adanya bentuk koperasi juga jadikan semangat kekeluargaan ada. Tadinya sendiri-sendiri,” terang Arsani.

Asep dan Arsani merupakan dua dari 324 mitra penerima manfaat program Klaster Mandiri Dompet Dhuafa di Lebak. Mereka berasal dari 32 kelompok yang dibentuk. Program tersebut menyasar Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM), pertanian, dan peternakan. Nilai bantuan yang digulirkan Dompet Dhuafa sebesar Rp 1,7 miliar.

Direktur Relief dan Pemberdayaan Dompet Dhuafa Rini Suprihartanti mengungkapkan, Lebak merupakan satu dari delapan wilayah yang menjadi sasaran program Klaster Mandiri. Wilayah-wilayah tersebut, yakni Bogor (Jawa Barat), Blora (Jawa Tengah), Kulon Progo (Daerah Istimewa Yogyakarta), Tuban (Jawa Timur), Ponorogo (Jawa Timur), Lampung Selatan (Lampung), dan Bantaeng (Sulawesi Selatan).

Rini menuturkan, berdasarkan analisis dampak ekonomi yang dilakukan tim, terjadi peningkatan signifikan pada pendapatan penerima program Klaster Mandiri di Lebak. Jumlah penduduk miskin pun turun sebesar 42,5 persen.

Pada bidang pertanian, terjadi peningkatan pendapatan di atas 50 persen. Ini dipengaruhi oleh peningkatan usaha tani, sisa hasil usaha (SHU) koperasi, dll. “Jika sebelum program rata-rata sebesar Rp 841.932 per bulan. Sesudah ada intervensi program rata-rata sebesar Rp 1.337.320 per bulan. Terjadi perubahan 58,8 persen,” jelas Rini.

Sementara untuk bidang peternakan, sebelum adanya intervensi program Klaster Mandiri pendapatan rata-rata peternak sebesar Rp 398.148 per bulan. Kemudian setelah bergulirnya program, pendapatan rata-rata peternak sebesar Rp 749.059 per bulan.  Presentase perubahan sebesar 88,13 persen.

“Pendekatan program Klaster Mandiri Dompet Dhuafa adalah intervensi terintegrasi yang mencakup pembangunan sosial, pengembangan ekonomi dan advokasi dengan basis komunitas dan potensi sumberdaya lokal,” ujar Rini.

Pasca pemandirian, Dompet Dhuafa masih akan tetap memantau program yang telah berjalan. “Dompet Dhuafa tetap memfasilitasi sebagai jaringan mitra dan relawan di daerah untuk kegiatan sosial, ekonomi, maupun kebencanaan. Dompet Dhuafa masih mengambil peran untuk tetap menguatkan kapasitas mereka sebagai komunitas dan memperjuangkan akses pasar terhadap produk-produk  yang dihasilkan para mitra,” tandas Rini.

Selain Lebak, wilayah Klaster Mandiri yang sudah dan akan masuk tahap pemandirian di 2014 adalah Kulon Progo dan Blora. Pada tahap ini semua aset diserahkan kepada masyarakat untuk dikelola dan dikembangkan karena pada dasarnya dana zakat, infak, dan sedekah yang digulirkan adalah hak masyarakat sebagai penerima manfaat.

Klaster Mandiri diinisiasi oleh Dompet Dhuafa, merupakan program pemberdayaan masyarakat berbasis kawasan. Program bergulir dilatarbelakangi dengan melihat kenyataan keparahan kemiskinan yang cenderung meningkat, Dompet Dhuafa berupaya melakukan inovasi program pengentasan kemiskinan pada daerah yang masih terkategori miskin termasuk di ranah yang berpotensi menyebbakan kemiskinan. Meski ikhtiar ini ibarat titik kecil, lebih baik ada yang memulai dan memberikan model program yang telah teruji di lapangan untuk diduplikasi lebih lanjut. Insya Allah. (gie)

0 komentar:

Posting Komentar

Berita Terbaru