SERANG, DDBanten - DOMPET Dhuafa sukses mengajak 300 guru di Banten untuk melakukan perubahan demi tercapainya masyarakat berdaya yang memiliki skill untuk bertumpu pada sumber daya lokal melalui sistem yang berkeadilan. Hal tersebut yang dilakukan oleh Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa, sebuah laboratorium yang selalu berusaha meningkatkan kualitas guru melalui berbagai pelatihan, pendampingan dan Forum Sahabat Guru Indonesia (SGI).
Ketua Pelaksana Talk Show dan Publik Tranning Hari Pendidikan Nasional 2014, Adi Winarno mengatakan, tujuan dilakukan Talk Show dan Public Training Hardiknas 2014 adalah untuk meningkatkan kualitas guru dalam memberikan pembelajaran kepada para siswa serta mengurangi berbagai kendala yang diterima oleh para guru.
“Dengan terselenggaranya kegiatan ini, mampu membenahi sistem pendidikan di Indonesia. Selain itu juga meningkatkan kapasitas SDM guru secara merata di semua daerah,” kata Adi disela-sela acara Talk Show & Public Training yang diselenggarakan di Aula RS Sari Asih, Kota Serang, pekan lalu.
Ia menambahkan, kegiatan ini bertajuk “Kelas Pengusung Kebangkitan Pendidikan Indonesia” dengan dihadiri 300 pengajar di Banten. Mereka medapatkan pembekalan dari pemateri handal, Dr. Zaim Uchrowi yang didapuk menjadi keynote speech pada acara itu. Zaim mengatakan bahwa dalam mendidik, para guru harus melakukan pendekatan hati kepada peserta didiknya.
Ia mengungkapkan, hingga saat ini kesejahteraan para guru belum memiliki standar yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk itu, pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan harus serius dalam menjamin mutu para guru melalui sertifikasi pendidik.
“Semestinya ini dijadikan sebagai momen penting untuk memulai langkah perbaikan sekolah di Indonesia. Untuk itulah, seharusnya kopetensi atau kemampuan guru selayaknya diberi perhatian khusus oleh pemerintah,” ungkapnya.
Dalam kegiatan ini, para pengunjung yang hadir, mendapatkan buku yang berjudul Bagaimana Ini Bagaimana Itu yang disusun oleh Tim Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa. Buku ini memuat pengalaman para pendamping sekolah dari Makmal Pendidikan yang ditugaskan di tempat-tempat terpencil, seperti cerita Ahmad Fauzan yang bertugas di Timika Papua.
“Buku ini berisikan kisah-kisah inspiratif dari kawan-kawan pendamping sekolah. Di buku ini dijelaskan bagaimana mereka menyelesaiakn berbagai persoalan di sekolah, seperti menyemangati murid yang suka membolos, tidak punya motivasi belajar, sampai bagaimana memanfaatkan alam sekitar sebagai media belajar,” pungkasnya.(EUA/ENK)
Ketua Pelaksana Talk Show dan Publik Tranning Hari Pendidikan Nasional 2014, Adi Winarno mengatakan, tujuan dilakukan Talk Show dan Public Training Hardiknas 2014 adalah untuk meningkatkan kualitas guru dalam memberikan pembelajaran kepada para siswa serta mengurangi berbagai kendala yang diterima oleh para guru.
“Dengan terselenggaranya kegiatan ini, mampu membenahi sistem pendidikan di Indonesia. Selain itu juga meningkatkan kapasitas SDM guru secara merata di semua daerah,” kata Adi disela-sela acara Talk Show & Public Training yang diselenggarakan di Aula RS Sari Asih, Kota Serang, pekan lalu.
Ia menambahkan, kegiatan ini bertajuk “Kelas Pengusung Kebangkitan Pendidikan Indonesia” dengan dihadiri 300 pengajar di Banten. Mereka medapatkan pembekalan dari pemateri handal, Dr. Zaim Uchrowi yang didapuk menjadi keynote speech pada acara itu. Zaim mengatakan bahwa dalam mendidik, para guru harus melakukan pendekatan hati kepada peserta didiknya.
Ia mengungkapkan, hingga saat ini kesejahteraan para guru belum memiliki standar yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk itu, pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan harus serius dalam menjamin mutu para guru melalui sertifikasi pendidik.
“Semestinya ini dijadikan sebagai momen penting untuk memulai langkah perbaikan sekolah di Indonesia. Untuk itulah, seharusnya kopetensi atau kemampuan guru selayaknya diberi perhatian khusus oleh pemerintah,” ungkapnya.
Dalam kegiatan ini, para pengunjung yang hadir, mendapatkan buku yang berjudul Bagaimana Ini Bagaimana Itu yang disusun oleh Tim Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa. Buku ini memuat pengalaman para pendamping sekolah dari Makmal Pendidikan yang ditugaskan di tempat-tempat terpencil, seperti cerita Ahmad Fauzan yang bertugas di Timika Papua.
“Buku ini berisikan kisah-kisah inspiratif dari kawan-kawan pendamping sekolah. Di buku ini dijelaskan bagaimana mereka menyelesaiakn berbagai persoalan di sekolah, seperti menyemangati murid yang suka membolos, tidak punya motivasi belajar, sampai bagaimana memanfaatkan alam sekitar sebagai media belajar,” pungkasnya.(EUA/ENK)
Sumber: Banten Pos
0 komentar:
Posting Komentar