Oleh:
Mokhlas Pidono
Persiapkanlah masa depan anak-anakmu, karena mereka akan
hidup di zaman yang berbeda denganmu. Begitulah
kira-kira sepenggal pesan yang sangat berharga dari Ali bin Abi Thalib kepada
kita selaku umat Islam. Beliau meminta kita, para orangtua untuk mempersiapkan
anak-anak kita dengan sebaik mungkin, karena anak kita akan hidup di zaman yang
jauh berbeda dengan kita sekarang.
Jika kita
mau membuka mata, hati, dan
telinga kita, pesan khalifah keempat setelah Rasulullah wafat ini memiliki
makna yang sangat dalam. Bahkan kita tidak bisa memungkiri bahwa zaman ketika
kita masih kecil, sekolah, dan kuliah sangat jauh berbeda dengan masa sekarang
di mana
anak-anak kita mengisi zaman yang segalanya penuh kebebasan, serba penuh
kemudahan, dan penuh dengan tipu daya yang apabila kita kurang sigap dalam
menyikapinya, akan menimbulkan malapetaka bagi buah-buah hati kita.
Anak Adalah Investasi Paling Berharga
Begitu
berharganya seorang anak bagi kita, bahkan harga seorang anak tidak bisa dibeli
dengan apapun, dengan harga berapapun. Tapi apakah anak-anak kita bisa menjadi
generasi yang bisa dibanggakan, berguna bagi agama,
nusa, bangsa,
dan masyarakatnya? Di sinilah tugas berat orangtua yang
akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Ingatkah kita dengan
kisah Kabil dan Habil, putra nabi Adam yang sesama saudaranya saling bunuh? Ingatkah kita dengan kisah Kan’an, putra nabi Nuh yang
menolak ajakan menuju kebaikan dari ayahnya sendiri yang akhirnya ia celaka,
tenggelam dalam banjir besar? Serta masih banyak kisah-kisah lainnya yang bisa memberi
inspirasi bagi kita bahwa mempunyai anak itu layaknya kita berinvestasi, apakah
investasi itu akan berhasil, atau malah investasi tersebut akan menuai
kerugian.
Apabila
kita bicara investasi, maka kita tentu akan bicara juga manajemen, pengelolaan,
pengaturan, rencana, dan
strategi untuk mencapai tujuan yang kita harapkan. Termasuk anak kita,
keberhasilan mereka bergantung pada bagaimana kita mengelola mereka, mengatur,
mendidik, membuat rencana dan strategi demi keberhasilan anak-anak kita di tengah kondisi zaman yang sangat
mengkhawatirkan. Pondasi iman perlu kita tanamkan sedini mungkin, agar anak
bisa memagari diri dari hal-hal yang tidak baik, pendidikan menjadi hal penting
yang harus kita perhatikan, agar anak kita bisa bersaing dan menguasai ilmu pengetahuan serta iman dan taqwa
yang mumpuni. Di sinilah
peran penting orangtua dan keluarga, karena keluarga merupakan lingkungan
pertama bagi anak-anak kita dan strata primer dalam kehidupan sosial anak-anak kita.
Hati-hati dengan Teknologi
Kemajuan
teknologi memang tidak bisa kita hindari, jangankan berlari, berkelit pun kita sulit. Teknologi memang
banyak memberikan manfaat, membuat
pekerjaan apapun menjadi serba mudah, menjadi serba praktis, serba mengasyikan
dan menyajikan kehidupan yang menyenangkan. Tapi di balik manfaat tersebut,
terselip jutaan hal negatif yang bisa merusak moral, perilaku, dan
menghancurkan masa depan anak kita. Menurut Elly Risman, seorang pakar
psikologi dari Yayasan Kita dan Buah Hati dalam sebuah seminar parenting
mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di era digital seperti sekarang, mulai
dari komik, HP, TV, apalagi internet, sebagian besar mengandung unsur-unsur
pornografi. Bahkan menurut data beliau, 80% anak SD kelas 4, 5, 6, di Indonesia
pernah melihat gambar porno dan mayoritas mereka melihat gambar-gambar tersebut
secara tidak sengaja.
Sebagai
orangtua, harusnya kita peka dengan banyaknya berita pencabulan dan pelecehan
seksual yang sering kita saksikan di layar
TV, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak yang tidak berdosa yang menjadi
korban pola asuh orangtuanya. Kebanyakan orangtua bangga memberikan HP canggih buat anaknya yang masih kecil, bangga anaknya yang masih
kecil bisa berselancar di dunia maya, memberikan fasilitas tanpa pengawasan,
yang pada akhirnya anak menjadi sasaran penjahat pornografi untuk menjadikan
anak-anak kecanduan gambar-gambar haram tersebut.
Maka
sebagai orangtua yang sedang berinvestasi dan menginginkan
anak-anak kita menjadi orang yang berhasil, sudah seyogyanya apabila mulai saat
ini para orangtua berhati-hati dalam membelikan komik buat anaknya, memberikan
HP canggih buat anaknya, membebaskan anak menonton sinetron yang berbau
pornografi, mengawasi game anak-anak,
karena banyak sekali game anak-anak
yang memuat unsur-unsur pornografi, tidak membiarkan anak bebas pergi ke warnet
atau internetan di rumah tanpa adanya pengawasan dari orangtua. Karena apabila
dari kecil anak-anak kita sudah terbiasa melihat pornografi, maka di kepalanya
akan terbentuk perpustakaan porno yang akan menghancurkan masa depan anak-anak
kita sendiri. Apalagi merinding rasanya ketika mendengar seorang nenek usia 60
tahun di Surabaya yang masih jadi PSK mempunyai pelanggan anak SD dan SMP
dengan bayaran Rp 1.000 sangat memprihatinkan.
Generasi
sekarang memang harus menguasai teknologi, dan harus kita persiapkan untuk
mahir menggunakan teknologi, karena masa hidup anak kita berbeda dengan zaman
kita yang masih gagap teknologi. Teknologi
adalah tuntutan, agar anak kita bisa bersaing mengisi zaman dan tidak tergerus
zaman. Tugas kita sebagai orang tua adalah memberi batasan, aturan, dan pondasi
iman yang kokoh, agar hal-hal negatif yang banyak terkandung dalam teknologi
bisa dihindari oleh buah hati. Bukankah kita ingin investasi kita berhasil?
Maka sudah seyogyanya apabila kita banyak keluar energi untuk keberhasilan
investasi kita tersebut. Anak bukan hanya investasi dunia, tapi juga investasi
akhirat untuk kita sebagai orang tuanya, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad Saw. “Jika keturunan Adam (manusia)
mati, maka terputuslah segala amalnya, kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu
yang bermanfaat yang diamalkan, serta anak yang shaleh yang mendo’akan orang
tuanya terus menerus”.
Mulai
sekarang, berhati-hatilah dengan tekhnologi agar investasi kita dunia akhirat
berhasil. Semoga.
[*]
Mokhlas Pidono
Manager Program Dompet Dhuafa Banten
0 komentar:
Posting Komentar