SENANTIASA menebar manfaat, demikianlah yang terus dilakukan oleh Dompet Dhuafa (DD), tak
terkecuali Dompet Dhuafa Banten yang berdiri sejak 2010 lalu. Di tahun keempat
keberadaan DD Banten, manfatnya semakin dirasakan oleh masyarakat. Senada
dengan visi DD Banten yaitu memberdayakan potensi lokal yang ada dengan
menonjolkan karakter kebantenan.
Salah satu
program DD Banten di bidang pendidikan adalah pemberian beastudi volunteer kepada pelajar Banten yang
berasal dari keluarga pra sejahtera, namun memiliki kemauan belajar yang
tinggi, aktif di organisasi kampus, serta mempunyai prestasi yang cemerlang. Di
tahun pertama peluncuran program ini, DD Banten memberikan beastudi kepada 6
mahasiswa dari sejumlah universitas di Banten, di antaranya IAIN Sultan Maulana
Hasanuddin Banten dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Adalah Ekawati,
mahasiswi semester 4 dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Maulana
Hasanuddin Banten sebagai salah satu penerima beastudi volunteer DD Banten dari 2013. Kepada Dompet Dhuafa, Eka membuka
cerita bahwa DD Banten adalah salah satu pilar yang menopang bangunan
cita-citanya.
“Kuliah dan
menjalani hidup sebagai mahasiswi adalah sebuah cita-cita yang sangat ‘mahal’
buat saya,” tutur Eka sembari menebar senyum teduhnya. “Insya Allah saya akan
jadi sarjana pertama di keluarga,” lirihnya kemudian, namun terdengar tegas, DD
Banten dapat merasakan energi optimis yang ikut terpancar dari kata “Insya
Allah” yang mengalir di bibir Eka.
Terpilihnya Eka
sebagai salah satu penerima beastudi volunteer
Dompet Dhuafa Banten menorehkan cerita tersendiri, baik bagi Eka maupun bagi DD
Banten. Bening berpendar di mata Eka begitu mengenang perjuangannya untuk
memutus mata rantai “putus sekolah” dalam keluarganya. Sisa-sisa getirnya
perjuangan ketika menapaki gerbang IAIN masih jelas di raut wajahnya. Namun,
gadis berkerudung itu buru-buru menepis rasa harunya dengan melempar seutas
senyum. Lagi-lagi senyum teduh.
“Dulu, ketika
memutuskan kuliah dengan biaya sendiri, sempat ada kekhawatiran di hati saya,
khawatir tidak bisa sampai lulus, mengingat biaya kuliah kan mahal,” tutur Eka.
“Namun lama-lama saya mikir bahwa
saya hanya punya satu pilihan yang bisa saya ambil yaitu bertahan eksis sebagai
mahasiswi dengan kondisi prihatin. Memang ada pilihan lain yaitu mundur dan
pulang ke rumah, tapi itu bukan saya,” lanjut Eka dengan suara bergetar.
Eka tergolong
istimewa sebagai seorang mahasiswi yang hidup mandiri dan berjuang keras untuk
cita-cita mulianya—“Saya ingin jadi guru,” ucap Eka saat wawancara dengan DD
Banten di pelantaran Masjid Al Hikmah, IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
Eka adalah potret muslimah tangguh yang dengan segala upaya yang dia punya terus
memperjuangkan impian ingin menjadi guru yang dia bangun dari bangku Sekolah
Menengah Pertama. Sehari-harinya, salah satu pengajar di Lapak Inspiratif Dompet Dhuafa Banten ini menghabiskan waktunya
dengan segudang kegiatan. Lelah, tak lagi dirasakan Eka. “Capek udah pasti, setiap orang ngerasain capek, tapi saya udah nggak mau mikirin dan ngeluh karena capek, dijalanin aja.”
Sebuah rumus sederhana yang dipakai Eka dalam menjalani hidup sebagai
mahasiswi, pengajar di beberapa instansi bimbingan belajar, serta mengembangkan
bakat entrepreurship-nya dengan
membuat pernak-pernik bros muslimah untuk kemudian dia jual.
“Alhamdulillah, saya bersyukur sekali
bisa mendapatkan beastudi volunteer dari
DD Banten. Apa-apa yang saya dapatkan tak lain adalah deretan ilmu yang sangat
bermanfaat untuk diri saya yang harus saya syukuri. Di sini saya bukan hanya
mendapatkan beastudi, tapi juga hidup bersama-sama dengan penerima beastudi
lainnya di asrama yang disediakan oleh DD Banten. Di samping itu kami juga
mendapatkan pembinaan dan pembentukan karakter, sesuatu yang sangat dibutuhkan,
apalagi di usia kami yang tengah butuh panutan, ” ungkap Eka.
Anak ketiga dari
empat bersaudara ini pun menitipkan ucapan terima kasihnya kepada para donatur
yang telah beronasi melalui Dompet Dhuafa Banten. Bagi Eka, kebaikan-kebaikan
yang dituainya, kelak pun ingin Eka sebar kembali kepada peserta didiknya,
keluarga, serta lingkungan tempat dia tinggal. “Saya pun ingin bermanfaat buat
orang banyak, makanya ingin jadi guru,” ujar kelahiran 15 Mei 1992 ini.
Itulah Eka,
penerima manfaat dari program beastudi volunteer
Dompet Dhuafa Banten. Semoga masih banyak Eka-Eka lain di luar sana, yang
mau berjuang mewujudkan impiannya, yang terus berjalan menembus batas-batas
penghalang dan rintangan. Seperti Ekawati, mahasiswi mandiri yang siang itu
menutup cerita dengan DD Banten dan menghilang bersama sepedanya di antara deru
kendaraan mahasiswa lainya. Eka tak pernah malu meski berangkat ke kampus
dengan menggunakan sepeda. “Justru saya bangga karena sepeda itu hasil jerih
payah sendiri, hehehe,” ujar Eka sembari tersenyum ramah. [DD-Chogah]
Bangga sama ekawati tmn smp di smpn 1 kedokan bunder
BalasHapus