Kamis, 27 Maret 2014

Misi Pengiriman Bantuan Kemanusiaan Afrika Tengah

Diposting pada label:



Kentzou, DDBanten – Tragedi kemanusiaan yang sedang melanda Republik Afrika Tengah (Afrika Tengah) mendorong Dompet Dhuafa selaku lembaga kemanusiaan memberangkatkan tim untuk membantu para korban. Dalam menjalankan misi di Afrika Tengah, Dompet Dhuafa tidak sendiri. Bersama beberapa aliansi strategis jejaring di mancanegara, Dompet Dhuafa lakukan sinergi. Lembaga-lembaga tersebut yakni seperti dari Turki Humanitarian Relief Foundation (IHH), dari Inggris Islamic Relief,  International Committee of the Red Cross (ICRC), dan UNHCR.

Berikut adalah laporan ter-update yang disampaikan oleh tim Dompet Dhuafa, Sabeth Abilawa dari Afrika Tengah lewat tulisannya yang berjudul, “Amanah Bantuan Telah tertunaikan”.

25 Maret 2014

Voila, akhirnya kami tiba di dusun kecil yang dinamakan Kentzou. Terletak di tengah belantara hutan tropis Kamerun dan tepat berbatasan dengan Republik Afrika Tengah. "Hanya 5 km dari sini portal penjagaan perbatasan tersebut," kata Hassan Mousa, pendamping kami.

Lokasi Kentzou ini dekat sekali dengan ibukota Republik Afrika Tengah, Bangui, itulah mengapa mayoritas pengungsi mengalir ke daerah ini meski segala fasilitas sangat minim untuk disebut layak huni. Susah air, minim listrik, apalagi ketersediaan makanan.

Tepat sewaktu kami tiba, iring-iringan gelombang pengungsi baru dengan menggunakan truk seukuran kontainer juga tiba mengangkut ratusan orang dari Afrika Tengah. Data UNHCR setempat mencatat sekarang sudah lebih dari 27.000 pengungsi yang tinggal dan diperkirakan jumlahnya akan membengkak menyusul gelombang pengungsi yang baru lagi di hari hari berikutnya.

Miris melihat deretan tenda-tenda pengungsi yang berjubel. Bahkan di sebuah lapangan yang cukup luas, sejauh cakrawala memandang, yang nampak hanya tenda tenda putih saja. Masya Allah, demikian banyaknya mereka.

Tim segera bergerak cepat, berkoordinasi dengan tokoh dusun setempat, UNHCR, dan polisi penjaga kamp untuk mendistribusikan bantuan makanan kepada pengungsi sebab tak lama lagi Truk pengangkut makanan yang kami beli di Bertoua akan tiba di lokasi. Dua truk besar berisi beras, gula, minyak goreng, dan daging dalam kemasan digunakan untuk mengangkut bantuan.

Sayang, saking banyaknya pengungsi serasa apa yang kami bagikan masih sangat kurang. Wajah-wajah kelelahan dan tatapan nanar menghiasi raut wajah orang orang yang terusir dari negerinya ini. Akhirnya kami percayakan saja proses distribusi ini ke polisi penjaga kamp dan otoritas setempat.

Sambil melihat prosesinya saya sempatkan untuk ngobrol ngobrol ringan dengan beberapa pengungsi yang sedag antri. Abdoullah, seorang remaja yang mendekati kami menunjukkan foto-foto kebrutalan milisi di Afrika Tengah. Mual rasanya melihat foto-foto jasad manusia yang hangus terbakar akibat barbarianisme. Ternyata masih ada perilaku sadis seperti itu di bumi ini. Bahkan yang saya tak habis pikir cerita Abdoullah soal kanibalisme di beberapa lokasi di mana mayat manusia dikerat dan dagingnya dijual seharga 1 USD per kg-nya. Saya memang pernah membaca di sebuah situs di internet adanya kasus kasus seperti itu di afrika tengah namun bagi saya tak mudah percaya ada kebrutalan yang maha dahsyat di abad supercanggih ini meski Abdoullah mengatakan wallahi, wallahi, wallahi dan juga dibenarkan oleh Al Hafidz Saleh masih saja pikiran waras saya belum bisa menerimanya. Wallahu 'alam.

Kisah yang lain dialami oleh Mahmoud bocah yang baru belajar merangkak ini mengungsi bersama dua kakak perempuannya setelah kedua orang tuanya menjadi korban pembantaian. Kakak tertuanya yang sudah cukup dewasa bertutur bahwa dia tidak sempat membawa barang-barang karena memang kejadian pembumihangusan desanya berlangsung sangat cepat.

Selepas ashar kami survey beberapa lokasi yang bisa digunakan untuk pembangunan sumur air bagi para pengungsi tersebut. Rencananya Dompet Dhuafa melalui AHAS akan membangun dua sumur lengkap dengan mesinnya di wilayah Kentzou ini.

Esok pagi kami akan melanjutkan perjalan ke kamp berikutnya Garoua Boulai sekitar 200 km di sebelah utara Kentzou.

Penulis: Sabeth Abilawa
Editor: Setiawan Chogah

0 komentar:

Posting Komentar

Berita Terbaru