Oleh : Imam Baihaqi
Pimpinan Umum Dompet
Dhuafa Banten
Menjalankan roda
organisasi secara konsisten dan berkelanjutan membutuhkan komitmen
sungguh-sungguh dan tidak mudah, apalagi untuk organisasi nonprofit yang sumber
kehidupan organisasi tersebut bertumpu pada dukungan masyarakat. Dompet Dhuafa
sebagai lembaga zakat nasional telah membuktikan eksistensinya selama dua
dekade dan terus menunjukkan perkembangan yang positif. Akan tetapi,
perkembangan organisasi yang semakin besar harus diiringi oleh manajemen dan
sumber daya manusia yang memadahi. Tanpa keduanya, organisasi tidak akan mampu
mengimbangi dinamika perkembangan yang semakin kompleks.
Sumber Daya Manusia (SDM)
merupakan faktor utama dalam berkembangnya sebuah lembaga atau organisasi.
Mundur atau majunya sebuah organisasi akan sangat dipengaruhi oleh kualitas dari
sumber daya manusia yang berada di dalamnya. Oleh karena itu, proses perekrutan amil (orang yang bertugas mengelola zakat) dan komitmen lembaga dalam
mengembangkan SDM menjadi sangat penting dalam pembentukan SDM yang mampu
memberikan nilai tambah bagi lembaga.
Di lembaga sosial seperti
Dompet Dhuafa, tidak hanya kompetensi dan pengetahuan agama yang menjadi tolok
ukur, tetapi motivasi dan orientasi kebergabungan calon amil menjadi hal yang
utama dalam penentuan parameter. Berikut empat hal utama yang harus dimiliki
oleh calon amil yang akan masuk ke Dompet Dhuafa:
- Memiliki kepribadian Islam
- Motivasi dan orientasi untuk berjuang dan aktualisasi diri
- Mempunyai jiwa kerelawanan
- Memiliki kemampuan dasar berorganisasi dan marketing
Semua orang yang sudah
terekruit baik dari level bawah sampai level atas harus melalui tahapan proses
pengkaderan dan penanaman nilai-nilai filosofi lembaga yang menjadi ruh
perjuangan dalam menjalankan pekerjaan sehari-harinya. Seorang sopir, dia tidak
hanya berpikir mengantar orang untuk tugas dinas setiap harinya, tetapi juga
dia mempunyai pandangan yang lebih luas bahwa aktivitas mengemudikan mobil
setiap harinya itu adalah dalam rangka untuk menjalankan tugas mulia yaitu
melayani ribuan mustahiq yang membutuhkan pertolongan Dompet Dhuafa. Begitu
pula dengan seorang office boy, keuangan, legal, markom, program, fundraising,
QMS, dan semua bagian yang lainnya. Semuanya mempunyai filosofi dan orientasi
yang sama dalam melakukan pekerjaan meskipun jenis pekerjaan yang dilakukan
berbeda. Sehingga dengan demikian, semua lini akan bekerja dengan penuh
penghayatan dan loyalitas tinggi terhadap lembaga.
Penanaman nilai-nilai
filosofi tersebut tidak serta merta muncul dalam setiap diri amil, itu semua
harus ditanamkan sejak awal masuk melalui sistem pelatihan yang sudah tersusun
dan juga penyampaian dari top level yang tiada henti.
Oleh karena itu, menjadi
Amil bukanlah sebuah pelarian atau hanya sekedar mengisi waktu luang. Menjadi
Amil harus didasarkan pada pilihan hidup dan kemantapan hati, sehingga dalam
perjalanannya dia akan sungguh-sungguh dan berkomitmen menjalankan fungsinya
sebagai pengelola dan penggerak zakat.
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ
وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ
وَالإنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ
فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ
الْعَظِيمُ
“Sesungguhnya Allah
telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan
surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh
atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat,
Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain)
daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan
itu, dan itulah kemenangan yang besar.”- (QS. At-Taubah [9]:111)
[*]
0 komentar:
Posting Komentar