JAKARTA, DDBanten - Bergulirnya program Gaza Food Bank yang diinisiasi Dompet Dhuafa pertengahan 2013 lalu telah memberikan manfaat kepada warga di Jalur Gaza, Palestina. Sekitar 70 keluarga miskin, janda, dan anak yatim rutin mendapat manfaat dari Gaza Food Bank.
Berdasarkan laporan bulan April 2014 dari Palestinian Welfare House Association (PWH), mitra Dompet Dhuafa di sana, sekitar 140 ekor kelinci tersalurkan setiap dua bulan. “Setiap keluarga mendapat 2 ekor kelinci di samping mendapat 5 kilogram beras dan 3 liter botol minyak wijen,” ungkap Manager Social Development Dompet Dhuafa, Nugroho Indera Warman, Selasa (13/5).
Nugoroho menuturkan, Gaza Food Bank didirikan di atas tanah seluas 250 m2 di wilayah Gaza Jabaliyah. Gaza Food Bank bertujuan mendukung daya tahan (resilience) warga melalui revitalisasi sektor peternakan yang rusak.
Gagasan hadirnya Gaza Food Bank dilatarbelakangi terhadap kondisi lumpuhnya sendi-sendi Palestina, terutama jalur Gaza akibat serangan militer Israel yang seakan tidak pernah berhenti. Akibatnya, terjadi embargo di Gaza sehingga suplai logistik pangan terhambat. Hal tersebut telah membuat kehidupan masyarakat Gaza yang berjumlah sekitar 1,5 hingga 1,7 juta jiwa menderita.
Secara sederhana, Gaza Food Bank adalah program kemandirian pangan. Bantuan pangan yang biasanya berbentuk karitas, dikreasi menjadi program jangka panjang. Gaza Food Bank harus mampu menyediakan logistik makanan untuk kebutuhan masyarakat Gaza mulai dari hulu hingga hilir, mulai dari suplai, penyimpanan hingga distribusi.
Dengan konsep food bank yang digulirkan tersebut, dalam kondisi normal maupun krisis, harapannya warga Gaza tetap bisa mengakses makanan. (gie/chogah)
Berdasarkan laporan bulan April 2014 dari Palestinian Welfare House Association (PWH), mitra Dompet Dhuafa di sana, sekitar 140 ekor kelinci tersalurkan setiap dua bulan. “Setiap keluarga mendapat 2 ekor kelinci di samping mendapat 5 kilogram beras dan 3 liter botol minyak wijen,” ungkap Manager Social Development Dompet Dhuafa, Nugroho Indera Warman, Selasa (13/5).
Nugoroho menuturkan, Gaza Food Bank didirikan di atas tanah seluas 250 m2 di wilayah Gaza Jabaliyah. Gaza Food Bank bertujuan mendukung daya tahan (resilience) warga melalui revitalisasi sektor peternakan yang rusak.
Gagasan hadirnya Gaza Food Bank dilatarbelakangi terhadap kondisi lumpuhnya sendi-sendi Palestina, terutama jalur Gaza akibat serangan militer Israel yang seakan tidak pernah berhenti. Akibatnya, terjadi embargo di Gaza sehingga suplai logistik pangan terhambat. Hal tersebut telah membuat kehidupan masyarakat Gaza yang berjumlah sekitar 1,5 hingga 1,7 juta jiwa menderita.
Secara sederhana, Gaza Food Bank adalah program kemandirian pangan. Bantuan pangan yang biasanya berbentuk karitas, dikreasi menjadi program jangka panjang. Gaza Food Bank harus mampu menyediakan logistik makanan untuk kebutuhan masyarakat Gaza mulai dari hulu hingga hilir, mulai dari suplai, penyimpanan hingga distribusi.
Dengan konsep food bank yang digulirkan tersebut, dalam kondisi normal maupun krisis, harapannya warga Gaza tetap bisa mengakses makanan. (gie/chogah)
0 komentar:
Posting Komentar