Selasa, 11 Februari 2014

Mudahkah Menjadi Amil?

Diposting pada label:


Oleh : Imam Baihaqi

Pimpinan Umum Dompet Dhuafa Banten

Menjalankan roda organisasi secara konsisten dan berkelanjutan membutuhkan komitmen sungguh-sungguh dan tidak mudah, apalagi untuk organisasi nonprofit yang sumber kehidupan organisasi tersebut bertumpu pada dukungan masyarakat. Dompet Dhuafa sebagai lembaga zakat nasional telah membuktikan eksistensinya selama dua dekade dan terus menunjukkan perkembangan yang positif. Akan tetapi, perkembangan organisasi yang semakin besar harus diiringi oleh manajemen dan sumber daya manusia yang memadahi. Tanpa keduanya, organisasi tidak akan mampu mengimbangi dinamika perkembangan yang semakin kompleks.

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama dalam berkembangnya sebuah lembaga atau organisasi. Mundur atau majunya sebuah organisasi akan sangat dipengaruhi oleh kualitas dari sumber daya manusia yang berada di dalamnya. Oleh karena itu, proses perekrutan amil (orang yang  bertugas mengelola zakat) dan komitmen lembaga dalam mengembangkan SDM menjadi sangat penting dalam pembentukan SDM yang mampu memberikan nilai tambah bagi lembaga.

Di lembaga sosial seperti Dompet Dhuafa, tidak hanya kompetensi dan pengetahuan agama yang menjadi tolok ukur, tetapi motivasi dan orientasi kebergabungan calon amil menjadi hal yang utama dalam penentuan parameter. Berikut empat hal utama yang harus dimiliki oleh calon amil yang akan masuk ke Dompet Dhuafa:
  1. Memiliki kepribadian Islam
  2. Motivasi dan orientasi untuk berjuang dan aktualisasi diri
  3. Mempunyai jiwa kerelawanan
  4. Memiliki kemampuan dasar berorganisasi dan marketing
Semua orang yang sudah terekruit baik dari level bawah sampai level atas harus melalui tahapan proses pengkaderan dan penanaman nilai-nilai filosofi lembaga yang menjadi ruh perjuangan dalam menjalankan pekerjaan sehari-harinya. Seorang sopir, dia tidak hanya berpikir mengantar orang untuk tugas dinas setiap harinya, tetapi juga dia mempunyai pandangan yang lebih luas bahwa aktivitas mengemudikan mobil setiap harinya itu adalah dalam rangka untuk menjalankan tugas mulia yaitu melayani ribuan mustahiq yang membutuhkan pertolongan Dompet Dhuafa. Begitu pula dengan seorang office boy, keuangan, legal, markom, program, fundraising, QMS, dan semua bagian yang lainnya. Semuanya mempunyai filosofi dan orientasi yang sama dalam melakukan pekerjaan meskipun jenis pekerjaan yang dilakukan berbeda. Sehingga dengan demikian, semua lini akan bekerja dengan penuh penghayatan dan loyalitas tinggi terhadap lembaga.

Penanaman nilai-nilai filosofi tersebut tidak serta merta muncul dalam setiap diri amil, itu semua harus ditanamkan sejak awal masuk melalui sistem pelatihan yang sudah tersusun dan juga penyampaian dari top level yang tiada henti. 

Oleh karena itu, menjadi Amil bukanlah sebuah pelarian atau hanya sekedar mengisi waktu luang. Menjadi Amil harus didasarkan pada pilihan hidup dan kemantapan hati, sehingga dalam perjalanannya dia akan sungguh-sungguh dan berkomitmen menjalankan fungsinya sebagai pengelola dan penggerak zakat.

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالإنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”- (QS. At-Taubah [9]:111)

[*]


0 komentar:

Posting Komentar

Berita Terbaru