Sanja (14 th), salah satu anak-anak yang menjadi pemulung di usia sekolah. |
Sanja
namanya. 14 tahun usianya saat ini, usia yang semestinya Sanja kecil tengah
menikmati indahnya masa-masa bermain dan belajar. Tapi siapa sangka, tak ada
istilah “bermain” dalam kamus kehidupan Sanja.
Rongsokan.
Kata itulah yang sering berlompatan dari bibir Sanja dan kawan-kawannya,
sembari bergurau. Tapi Sanja pun tak mau memungkiri, dari rongsokan jugalah dia
berani bermimpi bisa membeli sepatu baru, bercita-cita menjadi dokter.
“Malah seneng
bisa bantuin orangtua, bisa nabung buat beli sepatu,” ujarnya malu-malu. Tapi
Sanja tetap tak mampu menyembunyikan bangga yang memancar dari bola matanya
karena bisa membantu orangtua, juga dari senyum tipis yang menghias bibir
keringnya, ketika ngobrol dengan Dompet Dhuafa Banten, Senin (4/2/2014).
Sanja
adalah salah satu anak pemulung yang akan mendapat bantuan sosial dari Dompet
Dhuafa Banten. Optimis! Kata itulah yang menguatkan tekad Dompet Dhuafa Banten
segera merealisasikan pembangunan rumah baca untuk Sanja dan kawan-kawan
pemulungnya. Seperti optimisnya Sanja menatap masa depannya. “Saya pengin jadi
dokter, Kang,” ucap Sanja malu-malu ketika ditanya tentang cita-citanya. Sanja
dan kawan-kawannya sepertinya tidak main-main dengan cita-cita mereka. Pagi
hingga siang, mereka berperan sebagai siswa di sekolah dan tengah hari berganti
peran menjadi pemulung di Pasar Rau Serang, begitu setiap hari. “Hari Minggu tetep
mulung, bisa dari pagi, dapatnya lebih banyak,” cerita Sanja.
Ketika
kemarin DD Banten menemui mereka di lokasi usaha jual-beli limbah, Pasar
Rau, tempat Sanja menukarkan hasil jerih payahnya dengan beberapa lembar
rupiah, Sanja dan kawan-kawan tampak antusias mendengar kabar rumah baca yang
akan dibangun untuk mereka.
Begitupun
dengan Nia, pengelola usaha jual-beli barang bekas yang sudah hafal dengan
wajah-wajah Sanja dan kawan-kawannya, mengungkapkan syukur atas rencana DD
Banten. “Alhamdulillah, saya sangat senang mendengar rencana DD Banten. Saya
mendukung sekali. Karena usia mereka adalah usia menuntut ilmu, usia untuk
belajar, tapi perjalanan hidup kita tidak bisa tolak, ya, mereka mau tidak mau
harus membantu orangtua,” ujar Nia. Nia berharap, rumah baca untuk Sanja dan
kawan-kawannya segera terealisasi.
Pembangunan
rumah baca ini adalah satu Program Pemberdayaan DD Banten bidang pendidikan
yang didanai dari donasi zakat, infak, sedekah, dan wakaf. DD Banten senantiasa
mengajak masyarakat untuk peduli sesama dengan menyalurkan zakat, infak,
sedekah, dan wakafnya melalui Dompet Dhuafa. [ddbanten/iwan]
0 komentar:
Posting Komentar