Minggu, 23 Februari 2014

Anak, Teknologi, dan Pornografi (Renungan Peristiwa Dolly)

Diposting pada label:

Oleh: Mokhlas Pidono

Persiapkanlah masa depan anak-anakmu, karena mereka akan hidup di zaman yang berbeda denganmu. Begitulah kira-kira sepenggal pesan yang sangat berharga dari Ali bin Abi Thalib kepada kita selaku umat Islam. Beliau meminta kita, para orangtua untuk mempersiapkan anak-anak kita dengan sebaik mungkin, karena anak kita akan hidup di zaman yang jauh berbeda dengan kita sekarang.

Jika kita mau membuka mata, hati, dan telinga kita, pesan khalifah keempat setelah Rasulullah wafat ini memiliki makna yang sangat dalam. Bahkan kita tidak bisa memungkiri bahwa zaman ketika kita masih kecil, sekolah, dan kuliah sangat jauh berbeda dengan masa sekarang di mana anak-anak kita mengisi zaman yang segalanya penuh kebebasan, serba penuh kemudahan, dan penuh dengan tipu daya yang apabila kita kurang sigap dalam menyikapinya, akan menimbulkan malapetaka bagi buah-buah hati kita.

Anak Adalah Investasi Paling Berharga

Begitu berharganya seorang anak bagi kita, bahkan harga seorang anak tidak bisa dibeli dengan apapun, dengan harga berapapun. Tapi apakah anak-anak kita bisa menjadi generasi yang bisa dibanggakan, berguna bagi agama, nusa, bangsa, dan masyarakatnya? Di sinilah tugas berat orangtua yang akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Ingatkah kita dengan kisah Kabil dan Habil, putra nabi Adam yang sesama saudaranya saling bunuh? Ingatkah kita dengan kisah Kan’an, putra nabi Nuh yang menolak ajakan menuju kebaikan dari ayahnya sendiri yang akhirnya ia celaka, tenggelam dalam banjir besar? Serta masih banyak kisah-kisah lainnya yang bisa memberi inspirasi bagi kita bahwa mempunyai anak itu layaknya kita berinvestasi, apakah investasi itu akan berhasil, atau malah investasi tersebut akan menuai kerugian.

Apabila kita bicara investasi, maka kita tentu akan bicara juga manajemen, pengelolaan, pengaturan, rencana, dan strategi untuk mencapai tujuan yang kita harapkan. Termasuk anak kita, keberhasilan mereka bergantung pada bagaimana kita mengelola mereka, mengatur, mendidik, membuat rencana dan strategi demi keberhasilan anak-anak kita di tengah kondisi zaman yang sangat mengkhawatirkan. Pondasi iman perlu kita tanamkan sedini mungkin, agar anak bisa memagari diri dari hal-hal yang tidak baik, pendidikan menjadi hal penting yang harus kita perhatikan, agar anak kita bisa bersaing dan menguasai ilmu pengetahuan serta iman dan taqwa yang mumpuni. Di sinilah peran penting orangtua dan keluarga, karena keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak-anak kita dan strata primer dalam kehidupan sosial anak-anak kita.

Hati-hati dengan Teknologi

Kemajuan teknologi memang tidak bisa kita hindari, jangankan berlari, berkelit pun kita sulit. Teknologi memang banyak memberikan manfaat, membuat pekerjaan apapun menjadi serba mudah, menjadi serba praktis, serba mengasyikan dan menyajikan kehidupan yang menyenangkan. Tapi di balik manfaat tersebut, terselip jutaan hal negatif yang bisa merusak moral, perilaku, dan menghancurkan masa depan anak kita. Menurut Elly Risman, seorang pakar psikologi dari Yayasan Kita dan Buah Hati dalam sebuah seminar parenting mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di era digital seperti sekarang, mulai dari komik, HP, TV, apalagi internet, sebagian besar mengandung unsur-unsur pornografi. Bahkan menurut data beliau, 80% anak SD kelas 4, 5, 6, di Indonesia pernah melihat gambar porno dan mayoritas mereka melihat gambar-gambar tersebut secara tidak sengaja.

Sebagai orangtua, harusnya kita peka dengan banyaknya berita pencabulan dan pelecehan seksual yang sering kita saksikan di layar TV, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak yang tidak berdosa yang menjadi korban pola asuh orangtuanya. Kebanyakan orangtua bangga memberikan HP canggih buat anaknya yang masih kecil, bangga anaknya yang masih kecil bisa berselancar di dunia maya, memberikan fasilitas tanpa pengawasan, yang pada akhirnya anak menjadi sasaran penjahat pornografi untuk menjadikan anak-anak kecanduan gambar-gambar haram tersebut.

Maka sebagai orangtua yang sedang berinvestasi dan menginginkan anak-anak kita menjadi orang yang berhasil, sudah seyogyanya apabila mulai saat ini para orangtua berhati-hati dalam membelikan komik buat anaknya, memberikan HP canggih buat anaknya, membebaskan anak menonton sinetron yang berbau pornografi, mengawasi game anak-anak, karena banyak sekali game anak-anak yang memuat unsur-unsur pornografi, tidak membiarkan anak bebas pergi ke warnet atau internetan di rumah tanpa adanya pengawasan dari orangtua. Karena apabila dari kecil anak-anak kita sudah terbiasa melihat pornografi, maka di kepalanya akan terbentuk perpustakaan porno yang akan menghancurkan masa depan anak-anak kita sendiri. Apalagi merinding rasanya ketika mendengar seorang nenek usia 60 tahun di Surabaya yang masih jadi PSK mempunyai pelanggan anak SD dan SMP dengan bayaran Rp 1.000 sangat memprihatinkan.

Generasi sekarang memang harus menguasai teknologi, dan harus kita persiapkan untuk mahir menggunakan teknologi, karena masa hidup anak kita berbeda dengan zaman kita yang masih gagap teknologi. Teknologi adalah tuntutan, agar anak kita bisa bersaing mengisi zaman dan tidak tergerus zaman. Tugas kita sebagai orang tua adalah memberi batasan, aturan, dan pondasi iman yang kokoh, agar hal-hal negatif yang banyak terkandung dalam teknologi bisa dihindari oleh buah hati. Bukankah kita ingin investasi kita berhasil? Maka sudah seyogyanya apabila kita banyak keluar energi untuk keberhasilan investasi kita tersebut. Anak bukan hanya investasi dunia, tapi juga investasi akhirat untuk kita sebagai orang tuanya, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad Saw. “Jika keturunan Adam (manusia) mati, maka terputuslah segala amalnya, kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat yang diamalkan, serta anak yang shaleh yang mendo’akan orang tuanya terus menerus”.

Mulai sekarang, berhati-hatilah dengan tekhnologi agar investasi kita dunia akhirat berhasil. Semoga.

[*]

Mokhlas Pidono
Manager Program Dompet Dhuafa Banten

0 komentar:

Posting Komentar

Berita Terbaru